Pelajaran Johanes Ribli mengenai nilai intrinsik.
Nilai intrisik awalnya dikira sebagai nilai buku ekuitas perusahaan yaitu merupakan total aset dikurangi hutang.

Tapi ternyata nilai intrisik bukan hanya soal nilai asset bersih, tetapi juga mengenai laba yang dihasilkan oleh asset tersebut.
Menurut Graham, analisa keuangan bukan ilmu eksak. Ada yang bisa dinilai secara kuantitatif (neraca, laporan rugi laba dan cash flow). Tetapi ada juga yang kualitatif yaitu sifat bisnis dan kemampuan manajemen.
Graham secara umum meragukan penekanan pada faktor kualitatif. Karena kualitatif adalah sulit diukur dengan baik. Apa yang sulit diukur, tidak dapat diukur dengan baik.

Graham tidak mengatakan bahwa kualitatif tidak ada gunanya. Tetapi penekanan terhadap konsep yang sulit dimengerti, kemungkinan gagal akan menjadi besar.
Pengalaman Graham menuntunnya bahwa penekanan pada hal-hal yang tidak berwujud seperti sifat bisnis dan kapabilitas manajemen, akan membuat kita ke pola berpikir yang beresiko.

Jadi, mulailah dari nilai asset bersih sebagai titik tolak fundamental. Jika anda membeli asset, resiko terbesar anda dilindungi oleh nilai likuidasi asset tersebut.
Salam Sukses
Johanes Ribli